Ya teman-teman kali ini saya akan memperlihatkan pekerjaan saya yaitu menyalin teks anekdot hukum peradilan menjadi sebual dialog, langsung aja lihat dibawah ini(Jika anda tidak suka tidak usah dibaca!!)
Hukum Peradilan
Keluarga Pemilik Pedati :Yang
Mulia Hakim, saya tidak terima keluarga saya kehilangan pedati beserta kuda dan
dagangan didalanya karena jembatan ynag dilalui roboh. Pembuat jembatan itu
harus dihukum.
Yang mulia Hakim :Baiklah
jika itu permintaan anda, akan saya panggil si pembuat jembatan.(Kemudian si
pembuat jembatan datang)
Pembuat Jembatan :Yang
mulia Hakim, ada apa hingga yang mulia
memanggil saya kesini.
Yang Mulia Hakim :Bukankah
anda yang membuat jembatan itu sehingga jembatannya roboh?
Pembuat Jembatan :Memang
benar saya yang membuat, tetapi semua karena kayu yang disediakan oleh tukang
kayu itu seharusnya tukang kayu itulah yang harus dihukum.
Yangg Mulia Hakim :Baiklah,
akan saya panggil si tukang kayu.(Lalu Yang Mulia Hakim memanggil si tukang kayu)
Tukang Kayu :Yang
Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga hamba dipanggil ke persidangan.
Yang Mulia Hakim :Kesalahan
kamu sangat besar. Kayu yang kamu bawa untuk membuat jembatan
itu ternyata
jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan pedati
beserta kudanya. Oleh karena itu kamu harus dihukum dan mengganti segala
kerugian si tukang pedati.
Si tukang Kayu :Kalau
itu permasalahannya, ya jangan salahkan saya, salahkan saja si penjual kayu
yang yang menjual kayu yang jelek.
Yang Mulia Hakim :Benar
juga apa yang kamu katakan. Pengawal, bawa si penjual kayu kemari untuk
mempertanggung jawabkanperbuatannya!
Si Penjual Kayu :Yang
Mulia Hakim, apa kesalahan saya sehingga saya dibawa ke pengadilan ini?
Yang Mulia Hakim :Kesalahanmu
begitu besar karena kamu tidak menjual kayu yang bagus kepada si Tukang kayu
sehingga jembatan yang dibuatnya tidak kukuh dan menyebabkan seseorang kehilangan
kuda dan barang dagangannya dalam pedati.
Si Penjual Kayu :Jika
itu permasalahannya , jangan menyalahkan saya. Yang salah pembantu saya. Dialah
yang meyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang salah memberi kayu
yang jelek kepada si Tukang kayu itu.
Yang Mulia Hakim :Benarjuga
apa yang kamu katakan. Hai pengawal, bawa pembantu itu kehadapanku.(Beberapa
saat si pembantu datang).
Pembantu :Yang
Mulia Hakim, apa kesalahan saya hingga saya dipanggil ke pengadilan ini?
Yang Mulia Hakim :Kesalahanmu
sangat besar, karena kamu memberi kayu yang jelek kepada si Tukang kayu sehigga
membuat roboh jembatan dan mengakibatkan seseorang terjatuh. Kamu harus
dihukum.(Si pembantu tidak bisa berbuat apa-apa).
Yang Mulia Hakim :Hai
pengawal masukan si pembantu ini ke penjara dan sita semua uangnya sekarang
juga.
Pengawal :Baiklah
Yang Mulia.
(Beberapa saat kemudian).
Yang Mulia Hakim :Hai
pengawal, apakah hukuman sudah dilaksanakan?
Pengawal :Belum,
Yang Mulia, sulit sekali untuk melaksanakannya.
Yang Mulia Hakim :Mengapa
sulit? Bukankah kamu sudah biasa memenjarakan dan menyita uang?
Pengawal :Sulit,
Yang Mulia. Si pembantu badannya terlalu tinggi dan gemuk. Penjara yang kita
punya tudak muat karena terlalu sempit dan si pembantu itu tidak punya uang
untuk disita.
Yang Mulia Hakim :Kamu
bodoh sekali! Guanak akalmu, cari pembantu si penjual kayu yang lebih pendek,
kurus dan punya uang!
(Kemudian dipanggillah pembantu yang dimaksud)
Pembantu :Wahai
Yang Mulia Hakim, apa kesalahan saya sehingga harus dipenjara?
Yang Mulia Hakim :Kesalahanmu
adalah pendek, kurus dan puyna uang......!
(setelah pembantu di penjara Yang Mulia Hakim berbicara)
Yang Mulia Hakim :Saudara-saudara
semua, bagaimanakah pandangan kalian, peradilan ini sudah adil?
Masyarakat :Adil..............!!!!!!!!!!!
Jika ingin COPAS
Tolong cantumkan nama penulis!!!!, hargai jasa penulis!!!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar